Minggu, 27 Maret 2011

Pembangkit Listrik dari Layangan (energi alternatif)

Pembangkit Listrik dari Layangan (energi alternatif)



SELAMA ini kita mengenal pembangkit tenaga listrik dengan menggunakan turbin angin yang bergerak berputar menghasilkan energi listrik.

Tetapi penggunaan turbin angin ini makin lama makin tidak efektif, karena ketersediaan dan kekuatan angin menjadi kendala untuk mendapatklan energi listrik yang besar.

Guna mengantisipasi kelangkaan pasokan energi strategis tersebut, KiteGen Research (Italia) kini tengah mengembangkan teknologi mirip turbin angin.

Teknologi yang kemudian dikenal sebagai KiteGen ini mirip dengan turbin angin. Hanya saja, sebagai pengganti baling-baling, mereka mengganti turbin angin dengan menggunakan layangan.

Dengan menggunakan layang-layang, berarti posisinya bisa lebih jauh tinggi dibandingkan dengan turbin angin. Jadi ketika diletakkan jauh lebih tinggi, maka layang-layang tersebut akan menghasilkan energi jauh lebih besar. Makin tinggi posisi layang-layang, makin besar pula energi listrik yang dihasilkan.

Layang-layang ini memang bukan seperti layang-layang biasa, karena ukurannya bisa mencapai 140 m2 dan dapat mencapai ketinggian sekitar 792 meter dari permukaan tanah. Tali yang digunakan juga bukan tali biasa, tetapi tali yang otomatis bisa memutar generator di bawah pada saat layangan tersebut sedang berada di atas.

Putaran tali diperkirakan bisa menghasilkan daya sekitar 40 KiloWatt. KiteGen diharapkan bisa diujicoba pada tahun 2011, dan diperkirakan dapat menghasilkan daya listrik hingga 3 MegaWatt, yang cukup untuk memberikan kebutuhan listrik bagi 9.000 rumah penduduk. (Mariana K-32)

for system :

Cara untuk mendapatkan angin dalam system ini dengan menggunakan Power Wing Profil (Power layangan) gerakan-gerakan yang dikendalikan secara otomatis oleh komputer. Melalui kabel yang layang-layang yang berlabuh ke struktur yang berputar, pembangkit listrik. Struktur ini adalah dari turbin angin peternakan ketinggian tinggi sedangkan layang-layang adalah "pisau" dari turbin.

layangan yang terbang ada pada lintasan yang telah ditetapkan, yang dapat mengubah kekuatan yang diberikan pada kabel, untuk keseluruhan torsi mekanik yang memutar turbin sumbu vertikal. Sekitar dua puluh dikendalikan secara otomatis sehingga dapat menjaga layang-layang berputar turbin berdiameter 1.600 meter pada kecepatan 15 putaran per jam. Hal ini dapat menghasilkan 1 Gigawatt power, setara dengan ukuran medium stasiun tenaga nuklir, tetapi dengan perkiraan biaya modal 10 kali lebih rendah. Dengan kata lain 1 kubik Km dari langit mampu menyediakan 1 GigaWatt power untuk 80% dari waktu dalam satu tahun.

Selain itu,panjang kabel memungkinkan mereka untuk mencapai ketinggian lebih dari 500 meter, di mana ketinggian angin mengalir, tanpa memperkenalkan kelemahan struktural.




0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More